Gelisahku
saat hati tak lagi memihak
ingin ku lepas gumpalan ini
namun aku
tak tau pintu hatiku
bagai radar
seperti ada yang menggandengku
menatapku dengan wajah tabrak lari
mendesis dengan kata-kata lancung
walau fakta bersamanya
Malam Ini
helak sayup sepoi-sepoi malam
terang benderangnya tak sebanyak tadi
kebutaan jelas terlihat
wajah rentan tak terelakkan
nasi sesuap tak wajar
nasi sekarung tak masuk akal
mengatasi sayup malam ini
menghantar diri masuk ke mimpi
mimpiku mimpimu
seperti tak tau bulan sekarang ini
menutup diri yang sudah terasingi
deraan dikala malam ini
menghelak nafas walau sekali
seonggok binatang jalang yang menyerah
duduk diam menatap kesana
disanalah aku, hanya aku, digelapnya hatiku
Akulah Orang Lemah
lemah
tak berdaya guna
disenggol, ditendang, dibuang
sampai jatuh ketanah curam
mencoba berpegang
tapi ambruk ketamakan
mencoba memanjat
tapi tergelincir kesombongan
akulah orang lemah
akulah tak berdaya guna
Rumah Kita Gubuk Derita
rumah kita gubuk derita
diisi perabotan murahan
dari pemulung luar
menyingkirkan emas dan perak
di halaman rumah
rumah kita gubuk derita
dihuni semut-semut
yang terus berteriak
yang badannya terus diinjak
dan dimakan lintah lapar
rumah kita gubuk derita
terbuat dari kayu reot
yang dikelilingi tumbuhan berduri
dan 1 juta liter air keras
rumah kita gubuk derita
surga para penyamun
dan lintah
yang menggerogoti penghuninya
yang sakit akan derita
mungkin cuma itu yg diposting dulu, selanjutnya next time,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar